Minggu, April 17, 2011

“TPA Tamangapa Makassar Memelihara sampah Yang kini semakin subur”

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


"Often times you talked about life, but you yourself can not appreciate life, and often you're talking about the throw trash in its place, but you yourself can not place the trash well"

Hari itu,Jumat Tanggal 2 April 2010,
Banyak orang sibuk memikirkan hari Wafatnya Jesus Kristus (hari paska), Banyak orang memikirkan  Gayus Tambunan yang menjadi buah bibir dari akhir bulan Maret kemarin, dan masing-masing manusia memikirkan perasaan, dan kesibukannya masing-masing.

Sedang bosan hari ini aku, ketika tiba di rumah selepas pulang dari gubuk Veno Mahakesa pagi tadi jam 10:30. dan Tadi pagi pukul 09:00 aku Mulai memikirkan tugas kuliah mengenai Makalah Pengendalian Vekto Aedes,wahhh.... sangat rumit untuk mengawali pembuatan makalah tersebut hingga kuSMS teman kelompok saya (Muswira) untuk mengirimkan lewat SMS susunan bentuk makalah berdasarkan penggabungan bahan makalah permasing-masing individu soalnya saya lupa menulis bentuk susunan dan aturan pembuatan makalah hari itu dibangku kuliah, memang tadi sudah berusaha membuat Pendahuluan dari makalah tersebut namun tidak sempat untuk menyelesaikan semuanya.

Setelah usai sholat jumat, Entah mengapa aku memikirkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di Kassi TamangapaAntang.penasaranku yang membuat aku berinisiatif menjejaki TPA tersebut.
Pukul 14:30, Kutatap kedepan sesaat sebelum sampai di lokasi Tempat Pembuangan Sampah Akhir bagi penduduk kota Makassar.

Brum...brum.. brummmssssss........ kuputar kekiri kunci motorku tanda mematikan kendaraan. Kupetik standar motor dengan kakiku sebelah kiri, sambil mataku di bungahi pemandangan gunung yang beraromakan khas busuknya berbagai jenis sampah,
(Astagfirullah Neraka ini......), aku tidak yakin gunung sampah ini berada di Makassar, mirip Neraka ucapku dalam hati.dan bukan hanya saya saja yang baru datang ketempat ini. sebelumnya pernah Dhany, teman saya kesini dan dia juga berkata disana seperti neraka....
there like hell

buruk sekali pemandangan ini, walaupun sekilas kuperhatikan, alangkah ironisnya kutemukan juga Koloni Sapi yang hidup dan mengais makanan dari sisa-sisa sampah. Serta anak-anak yang sedang mengumpulkan sampah dari jenis plastik maupun dari berbagai jenis besi.
Suasana disana tidaklah ramah. ada cibiran dari para pemulung terhadapku, sebab setiap aku bertanya kepada siapapun yang sedang sibuk mengumpulkan sampah yang layak untuk di daur ulang dia menolak memberi komentar (tea’ja) ungkapnya diawali dengan menggumam. mungkin dia jengkel berbicara disela menikmati tempat pekerjaan yang begitu jorok. Tapi sempat seorang pemuda siap untuk diwawancarai. Dia bernama Jumadi umurnya 26 tahun dan tinggal di Limbung Kabupaten Gowa. “dulu disana menuju ketengah ada jalanan aspal. tapi kini jalanan tertimbun sebab semakin banyaknya Tumpah ruah sampah yang tiap harinya datang” ujar jumadi menceritakan itu kepadaku, jumadi merupakan seorang pemulung dan hari itu aku temukan sedang mengumpulkan sampah aluminium. dia juga berkata “akan dibuat pabrik gas ditengah gunungan sampah tersebut”. Pabrik gas apa yach? Aku sendiri tak tahu

Kemarin hujan. sebabnya itu jalanan becek menyerupai comberan yang terhampar pada bagian badan jalan hingga membatasi diriku untuk tidak terlalu menjejalinya masuk jauh kearea gunungan sampah tersebut. dua minggu yang lalu saya belajar mengenai sampah padat, cair & gas. dosen yang bernama Ikhitiar. SKM. Mkes begitu detail menjelaskan tentang sampah..

Inti dari permasalahan pengelolahan limbah tersebut yakni, sampah merupakan pokok permasalahan terbesar dalam penangannya mengenai pengelolahan limbah (sampah), berkaitan dengan hal tersebut  volume sampah sangat dipengaruhi oleh peradaban dunia. Sampah sangat kompleks  dimana didunia ini, kita temukan yaitu sampah/ limbah baik industri maupun limbah rumah tangga.

Sumber dari segala sumber penyakit yang di sebabkan oleh sampah merupakan adanya zat kimia yang di ciptakan oleh manusia dan ikatan kimia ini tidak dapat di urai oleh bakteri pengurai yaitu Anaerob yang sifatnya mengurai zat yang tidak terdapat oksigen dan apabila zat Kimia tersebut dibawa oleh Vektor  (insecta/serangga ) yang berujung hingga masuknya Zat yang berbahaya tersebut  masuk kedalam tubuh manusia dan akan menjadi penyakit.

1.  Penguraian sampah semisal sampah jenis plastik, dimana sampah jenis ini proses penguraiannya kurang lebih dari seratus tahun 100. Ini betul-betul membutuhkan waktu yang lama.

Pada proses penguraian sampah pelastik, pada hakekatnya tanah merupakan tempat penguraian segala sesuatu yang telahdiciptaan, dan bila terjadi proses Fisik penguraian pada sampah plastik. yang berperan penting dalam pengurain yang intinya pelapukan betuk dari jenis sampah tersebut yaitu bakteri pengurai yang sifatnya  aerob (memerlukan oksigen) maksudnya plastik sebelum di buat oleh manusia komposisi pelastik tersebut memerlukan oksigen dalam proses  pembuatan benda tersebut.
3.       Sedang pada penguraian yang di lakukan oleh bakteri anaerob yaitu zat-zat kimia yang terkandung dan di miliki oleh berbagai jenis sampah tersebut.
4.       Inti permasalahan disini yaitu adanya zat kimia yang di ciptakan manusia sehingga kreatifitas dalam pembuatan rantai kimia yang tidak mampu di urai oleh bakteri anaerob maka dari itu zat kimia tersebut akan menjadi zat  yang berbahaya.
5.       Dan apa bila di hubungkan dengan terjadinya penyakit. zat tersebut merupakan sumber apabila insecta atau serangga sebagai vektor  membawa zat kimia tersebut dan berbagai cara hingga masuk kedalam tubuh manusia.
Bentuk Prosesnya
Ketika aerob berpindah, terjadi peroses transportasi menuju anaerob. dalam proses ini sebelum perpindahan dari aerob menuju anaerob  terjadi (leachet) proses bertemunya komposisi kimia aerob dan anaerob merupakan proses dimana pengurain sampah mula dilakukan yaitu ditemukannya bau yang mewakili proses penguraian sampah. Uh............. bagaimana yach di lokasi Tempat Pembuangan sampah Akhir ini, dimana sampahnya tergabungkan berbagai jenis sampah. Mau dibawa kemana sampah kita ini... haruska kita membiarkannya...

1 komentar: