Selasa, April 12, 2011

SISA-SISA AYAM YANG BERGELISAH

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dari maros lalu kemakassar  dan sekira 2 minggu berada  di kota makassar. dingin menggigil jiwaku lepas,,,,,
 Ahhh......................... Aku berada di alam lain (mimpi). Tidak ada sesuatu yang istimewa yang membangunkanku dari tidur lelap di sepanjang malam setelah berdiskusi tentang temu teater mahasiswa se-nusantara ke 7 bersama dhany dan veno di penghujung bulan juli 2009...

serasa terbang di Gubuk UKM SENI UMI, hampir-hampir tiap malam saya bertengger bak burung yang melepaskan kelelahan di setiap aktivitas terbang sepanjang hari, itulah aku yang sibuk kuliah dan organisasi, saya tak pernah menyia-nyiakan waktu  berada di kota Daeng, Sampai suatu saat sudah dua minggu saya berada dibawah kubah UKM Seni UMI, sebenarnya sudah rindu dengan Butta Salewangan kota kelahiranku namun teman meminjam simerah (motor jupiter mx warna merah) pasangan hidup yang sudah hampir setahun bersamanya,  dan perasaan  terlalu berat untuk tidak bersama-sama pulang ke Rumah.

Terkatung-katung saya di bawah kubah,  Mana uang habis, selembar Baju sudah seminggu melekat di tubuh yang kokoh ini yang sabar menahan lapar dan cuapek. Selalu saja ada niat untuk ngutang di Mace (warung di tepi jalan urip soemiharjo), tapi sifat ngutang tidak mau saya lahirkan dalam diriku, itu semua di karenakan saya selalu cukup, dan  apapun yang saya inginkan, sejak kecil orang tua selalu mewujudkan impianku, saya minta ini minta itu selalu saja di kabulkan akan tetapi saya bukan tipe orang yang selalu mau bergantung pada orang tua, sebab saya sadar saya harus mandiri, wetzzzzz....... melenceng dikit, 
ok.. tapi tidak ada jalan lain selain ngutang diMace, sebut dia ibu pemilik warung di pinggir jalan Urip Soemiharjo samping kantor Gubernur SULSEL nama warungnya kini Tugu Merah.  hingga akhirnya lelah tubuh ini menahan lapar. Di pertangahan minggu pertama saya mengutang di mace tapi besok saya janji tidak mau ngutang, alasannya  saya tidak enak sama mace ngutang trus di warungnya juga entah bagai mana perasaan  sangat kikuk untuk berkata utang pada dia. disamping itu juga, saya tidak merasa nyaman dengan pace yang memiliki kumis tebal melintang dan rambut yang tertata rapi dengan dua bilah lengan yang berotot, tapi saya yakin pace bukan tukang Jagal bukan pula seorang Algojo. itu diKarenakan pace selalu baik hati dengan siapa saja teman dari UKM SENI UMI. 
Sampai minus dua hari setelah kedatangan simerah,  
malam itu lambungku sangat kosong. crettt.... cret,,,... bunyi perut yang sampai sekarang merupakan bunyi yang menaikkan adrenalinku ketika mendengar bunyi itu. Saya mau berangkat kewarung Mace tempat beberapa hari  ini saya mengutang, namun ketika berada di pagar gerbang pintu dua UMI. saya berpapasan dengan warung sari laut yang hingga saat ini masih mendirikan tenda setiap malamnya,
 aaa...ha..... di saat lewat pada bagian dapur ketemu dengan AKBAR (pemilik warung) dia salah seorang  teman dari teman saya,
 “itu sisa ayam goreng di meja mari sini saya lahap” ucapku dengan balala...., 
Pas dikasih ayam walaupun itu sedikit, saya masih merasakan betapa nikmatnya ayam goreng tersebut  yang sampai sekarang belum ada yang menandingi rasa dari segala rasa ayam goreng. dan menikmatinya sampai perasaan hati ini mau menangis,  sebab membayangkan anak-anak dan orang miskin dikota makassar yang tiap harinya mengais hidup dengan mengulurkan telapak tangan dengan merengek minta uang  dan mereka selalu  kelaparan sepanjang hari........... 

kutitipkan gelisahku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar