Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Janji ini telah terbukti dimana
saya bersama teman-teman personil Roman Acoustik juga beserta teman dari
Fakultas Seni dan Desain UNM akan membuat Video Klip petani dan nelayan lagu
ciptaan Roman Akustik UKM Seni UMI.
Sengaja teman kami dari FSD (Fakultas
Seni Dan Desain) UNM mengangkat lagu petani dan nelayan untuk dijadikannya
salah satu bahan penelitian skripsi guna mengakhiri aktivitas literernya di
jenjang S1 pada Universitas Negeri Makassar, maka darinya itu dia meminta
kerjama dengan lembaga UKM Seni UMI untuk menjadikan salah satu lagu kami
dibuatkan video klip.
Mula mula begini, iya mengajak
kami untuk mengambil adengan Nelayan dalam lagu tersebut dipulau koding ngareng
yang katanya terkuak cerita nelayan begitu ramai menjaring ikan di pulau
tersebut. Maka dari itu kami berniat untuk mengambil gambar video disana.
Pulau Koding Ngareng salah satu
pulau yang menyimpan cerita tentang kerasnya perjuangan nelayan di daerah
sulawesi selatan namun tak bisa dipungkiri bahwa pesona alam dan keindahan laut
beserta pasir putihnya menenangkan hati pengunjung yang pertama kali bertandang
di pulai ini. Setiba dipulau, kami pun melangkah jauh dari dermaga ketempat penginapan
yang telah disiapkan, maklum jarak dari dermaga ke penginapan berjarak 200 meter.
Mana lagi kedatangan kami tepat disiang yang panas disaat matahari berkobar
diatas carkrawala memanasi kepala bahkan mengusamkan kulit.
Sampai pula kami dipenginapan, setelah menyingsingkan tas
yang begitu berat digendong. Kamipun duduk sejenak di teras rumah kayu itu.
Ternyata kami telah disiapkan berbagai makanan laut yang mungkin lidah ini belum
pernah mencicipinya.
“Masuk ki,” ucap gadis pulau pada
kami.
Dengan santunnya ia mengajak
makan siang dirumah ini. Kamipun masuk berombongan, kemudian duduk melingkari
sajian makan siang itu.
Sungguh pandangan lezat makanan
laut begitu kentara dan jelas dikepulan asap aromanya tercium. Kamipun tanpa
basa basi memulai makan siang itu. ikan bakar yang telah tertata diatas piring,
jenisnya ikan Barakuda dan ikan Merah menjelajah dilidah-lidah kami saat
mencicipinya, namun Banyak cerita yang mesti saya sampaikan kepada bunda
tentang kejamnya wanita yang
memedisiku.
Begini ceritanya :
Barangkali aku tak menduga kalau suwiran
tomat beserta lombok yang disimpan dimangkuk dekat botol kecap ternyata
menendang ujung lidahku. Pedisnya minta ampun ucapku dalam hati. pasti bukan
hanya saya saja yang merasakan hal itu, tapi mungkin teman-teman menyadari akan
kepedisan itu. Dan ketika kulirik temanku Irfan Jimbe bercucuran keringat bukan
karena dia telah bekerja keras, atau kecapekan berlari jauh, tetapi kuduga ia kepanasan
pedisnya lombok racikan gadis pulau ini. Nah... bisa kusimpulkan bahwa Disitulah letak kekejaman wanita sipembuat
sambal. Sampai-sampai akupun menarik ingus dikarenakan pedasnya lombok racikan
nya sehendak melahap sepotong ikan dan menombok tiga sendok nasi dibakul yang
terbumbungi nasi putih yang masih terasa basah.
Makan dan Kenyang |
Hmmm.... hmmmm....... Aku lupa
disini tak ada sayur, dan baru kusadari kebiasaan lidahku yang mengibaratkan
telah memelihara kelinci membuat perasaan ini aneh kalo tak mencicipi rasa
vegetarian, tapi tomat bisa menambatnya ketika mencubit ikan dan memolesnya
pada lombok yang diganduli tomat seakan menambat rasa buah bahwa ada juga rasa
vegetarian disini.
Sebenarnya saya belum kenyang,
tapi membayangkan jika terus melanjutkan pertarunganku dengan sambal, bisa-bisa
lidahku sobek sampai-sampai aku menangis di acara makan siang ini. Tapi saya
terharu ketika Terlihat ikan jenis barakuda telah dilahap sang pemilik perut
besar Irfan Jimbe. Iya Menombok nasi dibakul seakan melupa para penyantap yang
pula melahap nikmatnya makan siang bersama itu. Saya heran pada irfan jimbe, ia
seakan takpernah mundur diagresi penyantapan ikan bersama pedasnya sambal itu,
malahan menambah nafsu makannya dan parahnya dia sangat mematikan karakter kami
diacara makan siang ini. Bagaimana tidak, tangannya begitu lincah kesana kemari
menciduk, membongkar, menghabisi, membangkai, mengoyak daging ikan dipiring bersama itu.
Hmmmmmm............... terlihat keringatnya pun mengalir di
ulir rambut kepalanya dan jatuh di celana jeansnya saat duduk bersila sambil
makan ikan segar dari laut sulawesi.
Kubisikan padanya gimana rasanya Boss,.?
Iya menjawab dengan mulutnya yang penuh nasi, “top markotop
Boss”
Irfan Djimbe |