Kamis, Mei 31, 2012

Top Markotop Lomboknya Bikin Nombok Sebakul


Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Janji ini telah terbukti dimana saya bersama teman-teman personil Roman Acoustik juga beserta teman dari Fakultas Seni dan Desain UNM akan membuat Video Klip petani dan nelayan lagu ciptaan Roman Akustik UKM Seni UMI.

Sengaja teman kami dari FSD (Fakultas Seni Dan Desain) UNM mengangkat lagu petani dan nelayan untuk dijadikannya salah satu bahan penelitian skripsi guna mengakhiri aktivitas literernya di jenjang S1 pada Universitas Negeri Makassar, maka darinya itu dia meminta kerjama dengan lembaga UKM Seni UMI untuk menjadikan salah satu lagu kami dibuatkan video klip.

Mula mula begini, iya mengajak kami untuk mengambil adengan Nelayan dalam lagu tersebut dipulau koding ngareng yang katanya terkuak cerita nelayan begitu ramai menjaring ikan di pulau tersebut. Maka dari itu kami berniat untuk mengambil gambar video disana.

Pulau Koding Ngareng salah satu pulau yang menyimpan cerita tentang kerasnya perjuangan nelayan di daerah sulawesi selatan namun tak bisa dipungkiri bahwa pesona alam dan keindahan laut beserta pasir putihnya menenangkan hati pengunjung yang pertama kali bertandang di pulai ini. Setiba dipulau, kami pun melangkah jauh dari dermaga ketempat penginapan yang telah disiapkan, maklum jarak dari dermaga ke penginapan berjarak 200 meter. Mana lagi kedatangan kami tepat disiang yang panas disaat matahari berkobar diatas carkrawala memanasi kepala bahkan mengusamkan kulit.

Sampai pula kami dipenginapan, setelah menyingsingkan tas yang begitu berat digendong. Kamipun duduk sejenak di teras rumah kayu itu. Ternyata kami telah disiapkan berbagai makanan laut yang mungkin lidah ini belum pernah mencicipinya.

“Masuk ki,” ucap gadis pulau pada kami.

Dengan santunnya ia mengajak makan siang dirumah ini. Kamipun masuk berombongan, kemudian duduk melingkari sajian makan siang itu.
Sungguh pandangan lezat makanan laut begitu kentara dan jelas dikepulan asap aromanya tercium. Kamipun tanpa basa basi memulai makan siang itu. ikan bakar yang telah tertata diatas piring, jenisnya ikan Barakuda dan ikan Merah menjelajah dilidah-lidah kami saat mencicipinya, namun Banyak cerita yang mesti saya sampaikan kepada bunda tentang  kejamnya wanita yang memedisiku. 

Begini ceritanya :

Barangkali aku tak menduga kalau suwiran tomat beserta lombok yang disimpan dimangkuk dekat botol kecap ternyata menendang ujung lidahku. Pedisnya minta ampun ucapku dalam hati. pasti bukan hanya saya saja yang merasakan hal itu, tapi mungkin teman-teman menyadari akan kepedisan itu. Dan ketika kulirik temanku Irfan Jimbe bercucuran keringat bukan karena dia telah bekerja keras, atau kecapekan berlari jauh, tetapi kuduga ia kepanasan pedisnya lombok racikan gadis pulau ini. Nah... bisa kusimpulkan bahwa  Disitulah letak kekejaman wanita sipembuat sambal. Sampai-sampai akupun menarik ingus dikarenakan pedasnya lombok racikan nya sehendak melahap sepotong ikan dan menombok tiga sendok nasi dibakul yang terbumbungi nasi putih yang masih terasa basah.

Makan dan Kenyang

Hmmm.... hmmmm....... Aku lupa disini tak ada sayur, dan baru kusadari kebiasaan lidahku yang mengibaratkan telah memelihara kelinci membuat perasaan ini aneh kalo tak mencicipi rasa vegetarian, tapi tomat bisa menambatnya ketika mencubit ikan dan memolesnya pada lombok yang diganduli tomat seakan menambat rasa buah bahwa ada juga rasa vegetarian disini.

Sebenarnya saya belum kenyang, tapi membayangkan jika terus melanjutkan pertarunganku dengan sambal, bisa-bisa lidahku sobek sampai-sampai aku menangis di acara makan siang ini. Tapi saya terharu ketika Terlihat ikan jenis barakuda telah dilahap sang pemilik perut besar Irfan Jimbe. Iya Menombok nasi dibakul seakan melupa para penyantap yang pula melahap nikmatnya makan siang bersama itu. Saya heran pada irfan jimbe, ia seakan takpernah mundur diagresi penyantapan ikan bersama pedasnya sambal itu, malahan menambah nafsu makannya dan parahnya dia sangat mematikan karakter kami diacara makan siang ini. Bagaimana tidak, tangannya begitu lincah kesana kemari menciduk, membongkar, menghabisi, membangkai, mengoyak daging  ikan dipiring bersama itu.

Hmmmmmm............... terlihat keringatnya pun mengalir di ulir rambut kepalanya dan jatuh di celana jeansnya saat duduk bersila sambil makan ikan segar dari laut sulawesi.
Kubisikan padanya gimana rasanya Boss,.?
Iya menjawab dengan mulutnya yang penuh nasi, “top markotop Boss”

Irfan Djimbe



Senin, Mei 14, 2012

Kembalilah disisinya.


Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakauh

Jauh itu mengingatkan kita tentang arti pendekatan

       Saat kabar kembalinya sang Kakek kepangkuan Ilahi yang disampaikan ayahanda lewat telpon selular pukul 17:33 tanggal 14/05/2012. Membuat hatiku biasa-biasa saja, tapi keadaan yang biasa itu hanya berlangsung 15 menit saja. Setelah itu saya baru menyadari bahwa kemana lagi harus mencari jelmaan seorang Kakek seperti dia jika tuhan membawa pergi dan tak mempertemukanku lagi didunia yang fana ini.

Detik-detik itu adalah saat-saat tersulit untuk melupakannya. dan mengilasnya dalam sebuah ingatan yang kerap kukenang dan tak akan kulupakan, yaitu ketika pertama kalinya dia mencium pipiku dengan tekanan rindu yang dasyat diumurku yang masih  9 tahun. Waktu itu saya hendak berlibur kerumahnya di Sinjai. Saat kuturun dari mobil dan menjejali tangga sesaat hendak masuk kerumahnya, Tepat ditepi tangga kejadiannya, iya merangkul dan menciumku. Moment itulah membuat ikatan batin ini sangat terasa didada. Dan harus kuakui dia adalah Kakek yang baik selama aku berada dirumahnya. Sebab semenjak aku tinggal bersama kedua orang tuaku, baru kali itu aku bertandang kerumah ayah dari ayah dan aku sedikit dimanja selayaknya cucu yang ditunggu kehadirannya.

Dan memperjelas kembali  apa yang berarti untuk direnungi orang-orang yang masih hidup.

“Bahwa orang yang meninggalkan kita telah Mengajak kita merenungi  sebenarnya kapan saja orang-orang terkasih akan meninggalkan kita disaat kita merindukanya.?”.

Semoga Arwahnya diterima disisi Allah SWT.