Selasa, April 12, 2011

Pengemis Kecil

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Usai menerima beasiswa, sempatkan diri untuk berpoyah-poyah bersama sobat karibku sebut saja dia Upik, Veno, dan Irfan. Kami telah banyak melakukan aktivitas kuliner diwarung-warung kota makassar, Pallu basa mungkin bisa mewakili dari berbagai deretan kuliner yang kami nikmati dihari itu, tidak ketinggalan juga karaoke di salah satu tempat karaoke ternama di kota makassar.

berselang dua hari setelah aktivitas yang rutin tersebut. di penghujung perjalanan menikmati uang hasil dari beasiswa. kami menyempatkan diri untuk menghilangkan suntuk di pantai losari (losari beach) dan sebelumnya itu memang sich ada kegalauan yang kami rasakan bukan berarti kami habis kuliner masalah kita selesai akan tetapi masalah kami itu dikarenakan kenekatan kami untuk menyelamatkan beasiswa teman-teman dikampus kami dengan mengatas namakan keadilan untuk orang yang membutuhkannya. (mungkin pembaca tidak mengerti tentang apa kegalauan kami)

Pengemis Kecil
kembali lagi, di sana dipantai losari pada saat saya memasukkan kunci motor dikantong jaket bagian depan dan sembari menunggu teman saya  yang lagi membeli sebungkus rokok, anak itu datang kehadapan saya dan mulai merengek dengan mengucap kata kesedihan mebutuhkan sesuatu untuk harapan harapan yang cengeng, “aku tidak mempunyai uang receh” jawabku namun teman saya irfan mempunyai beberapan koin 100 rupiah untuk menghentikan rengekan anak tersebut, “dimanakow tinggal” berkata irfan pada pengemis kecil itu, dia pun menjawab “ditanjungka tinggal”, tak lama kemudian setelah berselang 5 menit kami mengobrol dengan anak itu kamipun mulai melangkahkan kaki untuk mengintari kawasan pantai tersebut.

Eh... sialan anak itu mendekat dan menarik-narik bajuku... “uangta dulu kak” ucap anak itu dengan serakahnya masih membutuhkan uang, “we sudah mako di kasih tadi sama temanku” ucapku. Gila anak itu tidak mau menjauh dari kami, dan tak lama kemudian saya memperhatikan anak itu dengan kaos oblong merah dan bagian bahunya sobek, terbesit dibenakku dengan perasaan ibah ingin memberinya baju yang ada di dalam tasku namun saya pikir baju ini bersejarah, tapi saya berusaha untuk tidak pikir (baju AMARAH) namun tidak ada alasan untuk sisi hatiku yang sekke untuk tidak memberikannya, akan tetapi dia kubiarkan dulu ikut bersama kami dengan menceritakan tentang kehidupannya, tentang keluarganya, tentang orang tuanya bahkan tentang cita-citanya.

Setelah berselang berberapa jam berada di tepian pantai losari sekitar jam 11 malam. Tiba-tiba hujan rintik-rintik seakan mengusir kami, kamipun mulai berangkat pulang dan aku memberikan pengemis kecil itu ole-ole buat malamnya. selembar baju Amarah yang ikhlas dariku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar