Tepat digerbang kampus Universitas Muslim Indonesia Patung orangan koran dan korban terbungkam berselimut kaci memperingati 15 tahun April makassar berdarah.
Seorang mahasiswa tersungkur bagai hampir disabit sangkur, seorang lagi mahasiswa ditendangi dengan beringas, tentara kesurupan membabi buta. Kedua mahasiswa yang memikul ban kendaraan sebagai tanda protes kenaikan bahan bakar.
Busung dada tentara menghela nafas untuk siap menghujam jari-jari kelamnya kekepala mahasiswa itu.
jangan sakiti aku |
larasmu mendarat |
Terkesiap jawabku lirih mengali nol tingkah tentara gila, kurasa sekeliling Nafas manusia yang bejibun membuat merinding hatiku tersobek, hingga kukulum kata teriakku mengeak sedikit menghardik
“innallaha ma'ashobirin tidak berlaku dalam proses penzaliman maka gugat Amarah (April Makassar Berdarah)”
“innallaha ma'ashobirin tidak berlaku dalam proses penzaliman maka gugat Amarah (April Makassar Berdarah)”
Allahu Akbar...........
Kuikat kata ini ketika Kumengekor diujung belakang teatrikal mahasiswa UKM Seni UMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar