Rabu, Februari 22, 2012

Ada sebab mengapa petani dikampungku tak produktif lagi

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Karya Dany UKM Seni UMI



Aku pernah duduk dibatang pohon yang tumbang tepat dipinggir sawah hingga membanyangkan petani dikampungku.

Bagun pagi kalahkan para pemimpi. Seorang petani menjadikan motto itu tiap paginya disaat menyapa hari. Dulu Petani dikampungku yaitu kampung Belang-belang kabupaten Maros begitu semangat menikmati hidupnya sebagai petani.

Pagi buta Saat gemah adzan terdengar syahdu dan begitu membahana ditelinga, segerapun masyarakat kampung Belang-belang berbondong bondong kemasjid Nurul Mukmin, Masjid kebanggan kampung itu. Warga kampung kebanyakan berprofesi sebagai petani, dan hanya segelintir warga yang profesinya sebagai Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil, dan Karyawan biasa. Maklum kehidupan dari dulu warga kampung Belang-belang memang keturunan masyarakat agraris. Walaupun ada yang beralih profesi itu semata-mata ingin terlepas dari jeratan ekonomi yang menderanya. Tapi tak bisa dipungkiri, toh orang tuanya dahulu profesinya sebagai petani, hingganya itu orang tua menyekolahkan anak-anaknya, dengan harapan kelak bisa mendapat kehidupan yang santai tidak terjun langsung kesawah dan ladang untuk Bertani.

Usai sholat subuh, warga kampung Belang-belang kembali kerumahnya masing-masing. Guna mempersiapkan sesuatunya untuk rutinitas sehari hari yaitu bekerja.

Cangkul serta topi rajutan daun nipa yang telah dibentuk kerucut. Seperti itulah property yang dikenakan petani. Gambaran ciri khas tersebut melekat di image petani yang tak terlepas dari fenomena alam dan pemanfaatan daya gunanya.

Sebagai masyarakat yang produktif. Petani dikampung Belang-belang sangat telaten memperhatikan kualitas padinya. Mulai dari memantau debit air yang masuk ke irigasi persawahan, memberikan pupuk diusia dini padinya agar nanti hasil yang diperoleh lebih, serta memberantas hama yang menjangkiti tanamannya.

Kadang kala terpaan terik matahari disiang panas menghantam petani di Kampung Belang-belang namun petani kami tetap menerobos sengatan mentari tersebut. Itu sudah biasa baginya, sejak kecil iya sudah terlatih dengan kebiasaan hidup yang penuh perjuangan dalam keluarga petani.

Saat panen biasanya antara bulan April dan Mei. Buliran-buliran padi sudah dilepas dari batangnya dengan perlakuan petani menggunakan alat tradisional yang terbuat dari kayu dan lalu petani menghempaskan batang padi yang telah di sabitnya. Maka menggelimanglah  butiran butiran gabah yang telah siap dimasukkan dalam karung plastik.

Namun tak jarang petani kami gagal panen dan Jelas ada gundah disela kerja kerasnya, sebab Kadang pula hasil yang didapatkan tak sesuai harapan. Padahal pemantauan dan perhatian petani terhadap tanaman padinya begitu maksimal dan intens. ini semua dikarenakan perubahan iklim dan rusaknya tanaman akibat hama yang telah kebal terhadap pestisida. akibatnya kerugianpun selalu dijumpai.

Petani di kampung kami berpikir. Entah bagaimana resepnya agar hasil panen kami ini terus meningkat dan tidak pernah terjadi yang namanya gagal panen.

Akhirnya Petani di kampung Belang-belang menomor duakan rutinitas tersebut. Seringnya gagal panen dan menurunnya hasil panen serta kerugian yang sering dijumpainya membuat para petani mengurungkan niatnya untuk fokus bertani. Maka darinya itu petani di kampung ini menjadi multifungsi atau lebih progresnya dia beralih profesi. Ada yang bekerja sebagai karyawan diperusahaan adapula sebagai buruh bangunan yaitu tukang kayu dan tukang batu, ada berdagang dan lain lain, namun tetap dijumpai pula serius tetap menjadi petani bagi yang ingin bertahan untuk kelas ekonomi kebawah. Jika seandainya pula petani punya sawah yang luas maka bisa dikatakan masih kaya untuk kalangan petani tapi itu bisa saja hanya sementara.

Kadang disela kesibukan tadi sebagai karyawan diperusahaan swasta dan lain lainnya, biasanya dia memantau padinya sekali saja, ataukah ada yang namanya penggarap dimana hasilnya dibagi sesuai dengan kesepakatan. Jelas penghasilan dari padi tersebut tidak seperti yang dulu didapatkannya bagi pemiliknya.


Menyimak hasil ulasan tulisan diatas bisa ditarik kesimpulan, bahwa sebenarnya kehidupan bertani itu menjanjikan seandainya ladangnya produktif.

Kembali lagi bahwa kenapa ladang dan sawah tak produktif seperti dahulu.???
jalas ada sangkut pautnya dengan perubahan iklim sehingga kondisi alam telah terganggu, mana lagi cuaca yang tak menentu dan hama semakin kebal dan kian bermutasi. kembali mengingatkan, ini semua perlakuan manusia terhadap alam, dimana hasil yang dinginkannya selalu instan maka dari itu manusia menggunakan teknologi moderen tanpa memikirkan dampaknya, mulai dari kadar penggunaan pestisida yang berlebihan, takterkendali, dan tanpa perhitungan dan lain lain sebagainya.

Tabe.... ini hanya opini

Ceritaku tgl 21 02 2012

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh


Tanggal 21 februari 2012

Ku tahu hari ini akan seperti kemarin, dimana  kisah pertama saya magang.
Setiba disana kantor dinas kesehatan kabupaten maros pukul 08:30 pagi, saya langsung masuk keruangan ibu Musdalifa bagian kesehatan lingkungan.

Sekiraku, ibu belum datang. Astaga.... ternyata ibu Musdalifa sudah berada pada posisi duduk manis dikursi rodanya yang empuk sambil memegang mouse dan menatap binar laptopnya. Sepertinya terlihat raut wajahnya yang letih dan loyo sebab beberapa hari ini banyak sekali tugas kantor yang dikerjakannya.

Ucapku “Assalamu alaikum ibu”
“walaikum salam” balasnya dengan nada yang lambat.

Akhirnya Pagi itu saya berbincang bincang dengan ibu musdalifa mengenai komputer seorang ibu yang kemarin sempat memanggil saya untuk mengentri datanya tapi tidak jadi.

“memang dek itu komputer dikantor selalu rusak rusak” tukasnya
“bagusnya Bu itu komputernya di perbaiki” belum saya berkata instal ulang, ibu Musdalifa mendahului maksud saya

“kemarin adami orang yang datang perbaiki. lalu itu komputer baikji, tapi memang selalu mentong rusak rusak itu komputernya

 Akhirnya perbincangan-perbincangan kamipun mengalir sampai sampai saya akan diberi tugas.

“ada FD mu dek” tanya ibu Musdalifa padaku
“ada bu” sambil ku mengambilnya di kantong samping tas merek Consina ku.
Sambil memberikan ibu Mus FD tersebut, ternyata file-file yang bermaksud diberikan kepada saya itu tidak ada di komputernya.

Kelabakanpun ibu Musdalifa dibuatnya, dia berkata :
“Astaga hilangmi semua laporan-laporan pentingku”.
Sesekali membelalakkan matanya di depan layar labtopnya, sambil memilah milah folder berkas laporannya.  Sedikit kulirik ke arah laptop tersebut,

“tabe Ibu, bisa saya liat”

Ibu Musdalifa menyempatkanku untuk mengutak atik folder-folder laporan yang dimaksudnya. Cekatanpun aku dibuatnya, wah.... agak repot ini. Ternyata folder berkas yang dimaksud, sama sekali tak berisi laporan.

“tunggu dulu” kata ibu Mus
“coba kita liat hard disk eksternalku”. Kebetulan ibu ini selalu menyimpan file filenya di dalam hard disk supaya aman.

Dibukakanlah pula itu hard disk, akhirnya ada.
“untungnya ya Allah... “ ucap ibu mus “keringat dingin ma ini” begitula ujarnya tanpa sadar aku mendengarnya.
dia memberikan saya kesempatan untuk meng Copy masuk file tersebut kedalam laptopnya, dan selesai juga ter copy.

Pukul 09:00 tepatnya
Seorang tamu datang. Tingginya sekira 170 cm, di berkepala plontos dan berjaket hitam serta memiliki tubuh yang agak kurus. Sedikit kulirik ternyata jakungnya juga panjang.. hehehehe
Dia bapak pemilik depot air minum, karena kutau dia berkata pada ibu musdalifa mengenai berkas laporan depotnya di DINKES.

Dia dipersilahkan duduk oleh ibu Musdalifa, saya duduk didepan orang tersebut. Dalam perbincangan yang serius dan alot itu, akupun mengerti bahwa tugas dikesling juga kelapangan untuk mengambil sampel air, bukan saja sampel air limbah namun sampel air minumpun juga diperiksanya.

Setelah tamu itu pulang, akhirnya tugas yang panjang ini aku kerjakan.

Mula mula, aku mengatur seluruh berkas laporan pendanaan sebab besok akan datang dari BPK  provinsi guna memeriksa pendanaan realisasi yang dikerjakan DINKES.

Hampir 3 jam saya duduk bersila merapikan laporan itu, dan alhasil selesai juga saya susun rapi, sembari ibu musdalifa juga sibuk mengumpulkan laporan laporannya.
Namun saya sepertinya kecewa kepada teman-teman yang magang di sini di dinas kesehatan, sebab mereka Cuma datang bergosip dan bercerita-cerita disamping ruangan kami, ada tentang pacarnya, tentang rumah impiannya, tentang type ideal cowok yang disukainya dan lain lain sebagainya. Tapi aku tak perduli walau dia sama dengan posisi saya, toh saya datang disini semata-mata Cuma ingin belajar.
Saya tidak mau mengibaratkan pekerjaanku ini sebagai sandungan batu besar, melainkan ini bagai sebuah rakit yang kurajut kelak akan mengantarkanku menuju cita cita dan harapanku.

Pukul 13:00 siang
Seluruh berkas yang saya tadi rapikan sudah beres, akhirnya saya keluar dari ruangan sejenak untuk meluruskan tulang belakangku, spontan kulihat jam tanganku ternyata sudah jam 13:00 siap siap aku menuju Masjid Agung Maros. Tanpa pamit terlebih dahulu aku langsung meluncur sholat disana. Masih terngiang masa-masa sekolah dulu di SMA 1 Maros, dimana saya selalu sholat jumat dimasjid ini bersama teman-teman.
Perasaanku waktu begitu cepat berlalu tanpa sadar saya sudah ada disini sholat lagi.

Setelah sholat saya kembali lagi keruangan kesling DINKES maros, setiba disana terlihat pintu ruangan terkunci, tapi kutengok dijendela ruangan tersebut masih lengkap tas ibu musdalifa dan tasku. Aku duduk sejenak di kursi depan ruangan itu, ibu Musdalifa datang  dan membuka pintu ruangan. Kembali lagi aku menyusun laporan-laporan yang lain, dan di diberinyapun amanah buatku untuk meng copy laporan tersebut,
“disanaki dek di toko Mega foto copy nah” ucap ibu musdalifa sambil  menegaskan
“disana itu memang langganan maki”. Iyhe ibu balasku menjawabnya.

Langsungpun berangkat menuju toko Mega, tepat pukul 15:45
Saya membantu tukang foto copy untuk menyusun laporan yang banyak ini, dia berkata “sebenarnya dek mauma sholat Ashar ini” tapi saya berkata “penting ini ibu, harus cepat-cepat”

Akhirnya tepat pukul 17:30 semua copyan terselesaikan juga, biayanya keseluruhan Rp.36.000. agak repot jadinya, sebab tukang foto copy tak memiliki uang tukaran pecahan 50 ribuan, aku jadi direpotkan untuk menukarnya, dan tujuan terakhir untuk menukar uang tersebut adalah SPBU maros, hehehe jauh juga aku kesana. belum lagi ibu Musdalifa sepertinya menunggu saya di ruangannya.

Setelah semuanya beres. Aku kembali lagi keruangan kesling dan memberikan seluruh copyan serta nota dan sisa uang kembalian yang tadi diberikan padaku. Sambil membantu akhirnya selesai juga pekerjaan sore itu. Dan aku mohon pamit pulang.

Ini cerita saya hari selasa tanggal 21 februari 2012

Tabe....

Senin, Februari 20, 2012

Cerita ku

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh



Tanggal 20  Februari 2012
Ku akui hari ini  perjuangan pertamaku karena aku mulai magang kerja di Dinas Kabupaten Maros. Namun usaha kemarin tanggal 16 & 17 februari 2012  telah ku tunjukkan bukan karena orang lain tapi ini kebaranianku untuk datang sendiri membawa surat permohonan magang di dinas kesehatan. Wajarlah saya berani membawa surat tersebut sebab  ini langsung perintah sekaligus permintaan bapak kepala dinas untuk memasukkan permohonan kerja ditempatnya. dan alhasil saya berhasil bertemu dengan bapak kepala dinas diruangannya.

Pagi pagi saya telah menyetrika pakaian yang hendak kupakai, juga menyemer sepatu serta membeli pulsa yang siap kugunakan. Namun kemarin saya sempat disibukkan karena celana kain yang kan ku pakai belum ada, jadi tanggal 18 februari kemarin saya pergi membeli celana dan segera mungkin memotong ukuran panjangnya sesuai ukuran celana yang biasa kugunakan.

Jam 08:00 pagi. saya sudah mandi, sarapan dan memakai pakaian, juga sempat dititipkan uang untuk membeli semer sepatu dan membeli Ikan dipasar Maros. Mengingat ibu tak kuat lagi duduk diteras rumah menjaga dan meneriaki penjual ikan yang lewat di jalan raya depan rumahku. Jadi saya mengiyakannya.
08:30 pagi akupun mulai berangkat ke kantor dinas dengan mengendarai motorku yang sudah kucuci bersih kemarin sore. Hari ini aku mengusahakan  cepat datang, supaya aku terbiasa datang tepat waktu dan membiasaan hidup disiplin.

Akupun tiba di kantor dinas pukul 08:47, langsung saja saya memasukkan motorku keparkiran kantor ini  dan segera kubuka helem dan kuselipkan dibawa sadel motor. Setelah itu rambutku sedikit kutata agar rapi kelihatannya. Saya mulai berjalan masuk ke dalam kantor itu, terihat ibu yang duduk dekat pintu memakai baju LINMAS dan berjilbab hijau tersenyum padaku,  tak sadar aku respon balik senyumnya mengharap dikantor ini aku ramah pada semua orang.

Setiba didalam kantor aku sedikit heran. Didalam kantor ternyata sudah banyak orang yang datang. Jadinya grogi seketika membayangkan diriku bahwa ku tak memakai seragam seperti mereka gunakan. namun aku menyadari diriku masih magang, jadi wajarlah berpakaian seperti ini.

Ada seorang bapak yang bekerja di bagian kepegawaian berkata padaku. “dek adami surat keterangan magangta didalam sudah di buat” sayapun membalasnya “iya pak nanti ku ambil.” Setelah perbincangan yang singkat itu. saya bingung apa lagi yang harus ku ucapkan. Sejenak ku buka tas untuk mengambil buku yang berjudul sosiologi lingkungan cukup buku ini kubaca agar terlihat ada aktifitas saya lakukan. Namun pikiranku buyar disela membaca halaman kedua buku tersebut ketika salah satu pegawai sedang menyapu sampah-sampah yang berserakan didepanku dan jelas debu debunya melalang didepanku. Spontan kuangkat tasku sedikit keatas bahu kiri, ucapku kepada bapak bagian kepegawaian. “saya kebelakang dulu pak”. Iyapun menganggukkan kepalanya. Sambil jalan mappatabe didepannya.

Kulangkahkan kakiku menuju kebelakang dibagian kesehatan lingkungan, ternyata saya orang pertama datang diruangan tersebut sebab pintu ruangan masih tertutup. Didepan ruangan ada kursi pelastik disitu saya sejenak duduk. Aku kebingungan, apa yang harus ku lakukan disini, setidaknya aku membersihkan apa yang telihat kotor didepanku. kepekaanku melihat sampah menjadikanku cepat bertindak, aku memulung gelas plastik yang terlihat berserakan didepanku dan segera membuangnya ditempat sampah ruangan itu.
Kembali lagi ku duduk dikursi pelastik, entah beberapa menit aku membaca buku yang tertunda tadi dihalaman 2. Tiba-tiba ibu bagian kesehatan lingkungan  (ibu Mus) datang padaku bersama bapak kepala bidang kesehatan lingkungan namanya pak Ambo, saya sempat bersalaman dengan bapak, sambil ibu bagian kesehatan lingkungan sedikit memujiku bahwa dia bisa mengoperasikan komputer. Setelah itu bapak dan ibu mus membuka pintu dan masuk kedalam ruangannya, saya sedikit takut untuk masuk kedalam ruangan karena aku orang baru ucapku dalam hati.
Masih diluar ruangan

Aku melihat bapak tukang bersih-bersih datang membersihkan dia mengangkat sampah di dalam bak sampah, yang tadi sempat aku membuang sampah disitu. “pak sini saya bantuki” “janganmi nak” begitu ucapnya dengan sopan. “ah.. tidakji pak, biasama memang saya kerja begini.”. Akupun membantunya mengangkat semua sampah yang ada disitu, ternyata sampah itu sampah plastik dan ada sisa sisa kerak telur yang kudapati bertumpuk dibawah sampah plastik,” baunya busuk. Tapi aku tak mau berkata sebab biasa aku mencium bau tersebut. Wah... Tanganku sedikit berminyak dan bau, tapi terus terang ku senang dengan bau seperti itu walaupun aku tak mengungkapnya pada bapak tukang bersih bersih itu. Ungkapku dalam hati 
Lama rasanya aku tak pungut sampah seperti ini”.
Setelah membereskan sampah tersebut, kubingung dimana mencari sabun sebab tanganku kotor, tapi aku tak kwatir karena antis selalu tersiapkan diselipan tasku merek consina kebanggaan.

Cukup lama aku diluar sekira 5 menit dikala tak berbuat apa apa itu bisa dibilang membosankan, aku mulai masuk kedalam ruangan kesehatan lingkungan sambil ibu mus membicarakan tentang tugas-tugas yang aku kerjakan nantinya. Setelah itu saya diperkenalkan dengan seorang ibu (aku lupa namanya) setelah berkenalan sayapun diantar ke ruangannya untuk mengentri data data laporannya. Terlihat diruangan tersebut ada beberapa perempuan pegawai magang seperti saya tapi dia terlihat seperti pegawai yang lain karena mungkin dia sudah lama. Dia memakai pakaian dinas. Akupun dipersilahkan duduk dimejanya yang mana meja itu ada komputernya. Wah.. kumputer itu rawel banget, sebab baru kubuka langsung heng...
Sayapun mematikan komputer
eh.... astaga tiba-tiba terlihat perintah dikomputer yang tak aku pahami. Lama menunggunya aku bosan. Sebab pikirku komputer ini sudah rusak dan bagus jadinya kalo di instal ulang.
Seorang pegawai magang datang dan duduk didepanku bersama pegawai magang yang lain. Dia bertanya padaku. “Dimanaki tinggal”. Sayapun menjawab pertanyaannya dan setelah itu saya berkenalan dengan semuanya.

Tiba-tiba ada himbauan bahwa semua pekerja magang kedepan karena akan di absen, sayapun mengangkat pantatku dari kursi roda, dan langsung kedepan.
Setiba didepan tepat didalam ruangan kepala dinas

Astaga ucapku dalam hati ternyata yang magang banyak sekali. Sempatku kebingungan bahwa apa yang dikerja semua orang magang ini. Sesekali terdengar nama-nama orang yang di absen. Akupun  sedikit menguping untuk mendengarkan kapan tiba giliran saya disebut namanya. Entah beberapa lama saya berada diruangan yang pengap bersama nafas bejibun pegawai pegawai magang ini. Saya sempat mendengar bahwa yang magang ada seratus lebih dan yang aktif hanya sekitar 20 % dari keseluruhannya termasuk rumah sakit dan puskesmas.

 Ich... saya sempat melihat senior sesama kampusku. Ternyata dia juga magang disini. Akupun sempatkan mengulurkan tanganku dan bersalaman dengannya.  Tabe kanda ucapku.

Setelah nama aku sudah di absenkan. Segerapun kembali ke ruangan tadi untuk melihat lihat apakah komputernya sudah baik. Ternyata masih belum. Sedikit aku mengutak atiknya dan ternyata berhasil. Setelah itu aku kembali ke ruangan kesling untuk menanyakan apa yang harus aku kerjakan. Diapun datang dan berkata janganmi dek nanti saya kerja.

Aku sangat senang pada akhirnya mengetahui bahwa bagian kesehatan lingkungan tidak ada laki - laki, dan ibu Musdalifa berharap sekali padaku untuk membantunya disini... di bagian kesehatan lingkungan. baik bekerja  dilapangan mau pun dikantor.

Akhirnya saya menulis cerita singkat ini, dan semoga saya betah di Dinas Kesehatan Kab. Maros..... 

.
Tabe......  

Sabtu, Februari 18, 2012

Isu lingkungan tak berani di galakkan Partai Politik

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Hari ini tanggal 18/02/2012 tepatnya hari sabtu sesudah melaksanakan kesibukan bersih bersih dirumah (mencuci). 
Langsung saja ku berangkat ke kampus UMI menjenguk teman-teman disekret UKM Seni. Berhubung ada kegiatannya yaitu Pentas Karya Mahasiswa Makassar yang kini sudah ke empat kalinya dilaksanakan.
300 meter sebelum kampus UMI mata ini di jimakkan oleh pohon pohon yang ditanam di pinggir jalan, sepertinya pohon pelindung, bagaimana mungkin mata saya bisa meleset untuk tidak memperhatikannya, sebab berderet  pohon pelindung itu ditanam dan di diberi kurungan agar kelak tak ada yang mengganggunya.

Ku coba memperhatikannya lebih dekat. Wah............ ternyata salah satu Bank milik negara terpasang rapi di pengaman tanaman tersebut, begitulah dia mempromosikan Bank nya. Tapi dengan tindakan itu saya sangat bangga kepada Bank tersebut karena telah mau turut prihatin menanam pohon sejalan dengan impian saya yaitu go green.

Memang saya salut beribu salut kepada Bank ini, dikala gencar gencarnya promosi Partai Politik, promosi Calon Gubernur, promosi caleg juga ikut campur mempromosikan dirinya. Hahaha..... tapi jujur masih belum ada kekuatan politik yang kutemukan sejalan dengan konteks penyelamatan lingkungan di negeri kita ini. Realitasnya menunjukkan pada kita bahwa dalam memperjuangkan lingkungan rata rata partai politik masih dalam tataran wacana saja. hehehe... Lucu kan

Ketawaku sebelumnya bahwa bukti menunjukkan, sekalipun persoalan lingkungan dilontarkan mereka, kemudian jadi isu publik, menurut saya itu hanya sebatas instrumen demi mencari simpati pemilih. Atau kalaupun benar-benar diangkat sebagai isu politik baru sebatas urusan teknis dengan mimilih jalur perjuangan yang relatif aman.

Sebagai salah satu contoh misalnya, tokoh tokoh partai politik tertentu memperingati hari bumi dengan 
melakukan seremonial penanaman pohon bersama-sama. Ada dalam sebuah pidato, pejabat negara, provinsi dan pemkot selalu memprihatinkan kerusakan lingkungan atau mengutuk perusak perusak lingkungan. Akan tetapi dalam tatanan praktik atau tindakan nyata sama sekali tidak ada yang diperbuat. Justru saya bisa mengatakan mereka salah satu perusak lingkungan dengan menancapkan poster poster spanduknya yang di paku pada pohon menjadikan pohon tumbuh tak produktif.
Kadang pula saya kecewa kenapa tidak ada partai politik yang mau mengusungkan isu lingkungan sebagai tujuan perjuangannya. Bagiku partai politik  menganggap isu isu lingkungan bukanlah “dagangang” yang menarik minat mereka.

Terjadinya keadaan yang mengungtungkan ini sebenarnya tidak lepas dari dua persoalan. Pertama, kebanyakan partai politik kita masih berorientasi pada kekuasaan. Mereka akan sibuk pada pemilu (pemilihan presiden, gubernur, bupati maupun pemilihan legislatif), sementara itu di waktu waktu lain tidak ada aktivitas yang berarti. Padahal perjuangan lingkungan merupakan “proyek” yang membutuhkan waktu berkelanjutan dan tentu menjadi banyak perhatian masyarakat. Dan saya menarik kesimpulan wajarlah mereka tak berani mengusung keberanian untuk mengangkat isu lingkungan sebab meyakini bahwa orientasi partai politik yang bersifat jangka pendek dan lebih ditujukan menarik konstituen saja, maka jelas isu lingkungan menjadi tidak menarik untuk di jualnya.

Terlepas dari partai politik
Kembali lagi melihat keberanian Bank yang tadi ku jelaskan pada awal awal tulisan ini, walaupun tindakan bank itu sifatnya temporer atau menarik perhatian sementara saja, tapi harus ku akui dia telah berani melakukan gebrakan yang berarti. melihat lingkungan kota juga butuh perhatian.


Bank BNI kota Makassar Salam lestari semangat go green


Jumat, Februari 17, 2012

Kamar dan pristiwanya

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Back to Home
             Hari hariku banyak terselesaikan dirumah tepatnya dalam kamar ukuran 4x5 meter yang kelak rumah ini dijanjikan warisan buat ku. Kamar ini terisi lemari kayu peninggalan nenek (ibu dari ibuku) didalamnya tertata rapi pakaian hari hariku. Di atas lemari itu tumpukan buku terlihat usang, Kebanyakan buku itu sisa sisa perjuangan skripsi yang meninggalkan jejak terbilang banyak untuk mengakhiri perjuanganku di bangku kuliah dulu.

Di kamar itupun terdapat ranjang yang sempat di angkat dari kamar belakang, kamar milik ibuku. Dibawah ranjang itu telah kusemayamkan gitar akustik berdawai nilon yang kubeli di kota bogor 2 tahun lalu, tepatnya bulan agustus 2009. Maklum aku suka bermain musik. Gitar ini hasil jajananku yang tersisah dikala aku berkelana membawa nama komunitas teater kampusku. Dibawah ranjang berkayu bayam ini pula, kuselipkan Badik pemberian ayah yang harapannya sebagai penjaga diriku disaat ku terlelap tidur.

Didekat pintu kamar terdapat meja yang pendek setinggi lutut. Meja ini meja tua bentuknya antik dan menarik, berkas lamaran kerja baru-baru ini telah ku tulis di atas meja itu. Di meja itu juga terdapat laci bawahnya, laci tempat menyelipkan dompet, jam tangan, pulpen, flashdisk, handphone dan terkadang kunci motorku. Dan melihat kelantai terdapat Karpet orange dengan kombinasi warna kuning, orange dan biru bergambar kancil yang memandangi beruang sedang memetik bunga. Cukup menghilangkan rasa suntukku di dalam kamar itu, saya kebanyakan meluangkan waktu diatas karpet berkain bludru itu ketimbang berada diatas ranjang sambil berkhayal dan menggiling guling yang empuk.

Tak lazim aku sering memplototi bingkai foto fotoku yang terpajang didinding dekat jendela kamar. Kadang berkhayal kemana langkahku nanti kan kubawa jika aku tak pernah berani berbuat. Sebab jujur saya belum pernah berbuat sesuatu yang bernilai dalam hidup ini. Kebiasaan didalam kamar ini ku habiskan untuk belajar. Di dalam kamar aku juga ditemani laptop pemberian kakak mereknya tak nyentrik seperti apple, toshiba, acer, HP, yang biasa digunakan mahasiswa seangkatanku dulu. Namun ku mensyukuri apa adanya yang kumiliki. petualangan bersama laptop ini bisa dibilang seperti pedang digunakan dalam perang tak akan membunuh tanpa adanya gagang untuk digenggam si pemiliknya. Begitulah saya sangat menghargai laptop pemberian kakak saya ini. Berbagai kesulitan telah ku eksekusi mulai dari operasi tugas tugas kuliah sampai peperangan melawan skripsi dulu. bahkan biasa dalam sehari saya menghabiskan perbicangan mataku dengan layar laptop guna menyelesaikan 5 buah film serta perbincangan persahabatan di jejaring sosial dan tentunya pula banyak tulisan tulisan dan inspirasi telah terlahir di laptop ini.

Kembali lagi melihat isi kamarku.
Disini begitu hampa tak ada bising dan jauh dari keramaian walaupun sesekali suara mobil melaju di depan rumah. maklum rumah letaknya di dekat jalan raya. Namun di kamar ini suara panggilan ibu dan ayah ketika memanggil didalam rumah cukup terdengar untuk aku menyahutnya, bahwa aku berada di kamar.
Kegemaranku didalam kamar membuatku apatis terhadap orang orang sekampungku, bukannya sombong tapi serasa aneh tak pernah lagi bercakap setelah tammat SD dengan anak anak yang dulu sebayaku. Walaupun ada waktu palingan aku menyapanya jika saat jumatan di masjid desa ini.

Didalam kamar seringnya aku ketakutan. Bukan karena aku sendiri di dalam kamar, tapi aku takut di cap sebagai seorang penyendiri dan sombong bergaul dengan orang orang kampung. Sampai sampai sepupuku pernah mengajakku keluar tapi aku tak mau hingganya itu dia tak mau lagi mengajak diriku bermain bersamanya.  Sungguh hari-hari yang ku lewati begitu kritis akan sikap ketidak humanisanku, berbagai cara telah kutempuh untuk bisa belajar jika berada di desa ini.

Aku harus keluar, yah... sekurang kurangnya berbelanja kewarung yang tak jauh dari rumahku, atau setidaknya berusaha untuk olah raga seperti lari lari pagi di pinggir jalan raya depan rumah. Tapi apa boleh buat, ke jutekan  menjeratku dalam pandangan orang orang yang kuhadapi di desa kelahiranku ini, seperti musuh laksana elang melihat ayam. Tapi jerihpaya kuafikkan bahwa suatu saat saya harus berubah dan berusaha membuat maju desa ini, sarjana kesehatan masyarakat yang kusandang kujanjikan bermanfaat kelak dikemudian hari. Bukan hanya desaku tapi masyarakat yang ada disekitarku dimanpun aku berada yang nantinya membukakan mata orang – orang sekitar bahwa wajarlah dia takpernah bergaul karena giat belajar dirumah untuk masa depan dan harapan kita semua. Aku mau diandalkan mulai sekarang terus belajar dan berbuat. Diatas kata adalah perbuatan, diatas cinta adalah perbuatan. Kisah ini ku tujukan buat orang orang yang giat belajar di rumah didalam kamarnya....
Tabe.....

Kamis, Februari 16, 2012

Lingkungan Korban Karena Konsumsi Masyarakat Kota

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh



Jejak jejak langkah telah mengisi kisah perjalanan menuju kota yang dirindukan yaitu kota Hijau.

Kota Makassar telah nampak gersang dimata seluruh penduduk yang telah menginjakkan kakinya dikota ini. Wajar lah karena proses evolusi telah dilakukan penduduk sulawesi selatan khususnya warga kota angin mamiri ini. Dengan banyaknya masyarakat urban yang diyakini berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi lebih baik. Namun celakanya, cara hidup ini terkadang menyepelehkan apa saja yang ada disekitarnya (termasuk alam). Sesekali bangunan kokoh dirancangnya seindah mungkin tanpa melihat sisi lain dari dampak pembangunan tersebut, bukan hanya itu saja gaya hidup masyarakat kota juga berhubungan dengan kerusakan lingkungan dimana krisis ekologi yang terjadi secara merata sekarang ini, sesungguhnya berakar pada prilaku manusia yang salah satu bentuknya adalah pola produksi dan pola konsumsi yang eksesif dan tidak ramah lingkungan. mana lagi cara pandang masyarakat kota menyakini bahwa berbuat demi kenikmatan yang hanya bersifat sementara dan memang hasilnya enak, namun tak melihat bahwa ada hal yang lebih urgent yang tentunya sifatnya berkelanjutan.

Kemoderenan yang di ukur dengan tindakan tindakan konsumsi bagi masyarakat kota yang begitu buas. Konsumsinya diyakini bukan lagi sebagai sarana untuk bertahan hidup atau menjaga kelangsungan hidup tetapi parahnya ia telah menjadi gaya hidup itu sendiri. Konsumsi masyarakat kota berdasarkan pada pandangan saya merupakan gaya hidup baru yang di yakini sebagai simbol moderenitas. Akibatnya dia menjadi semacam candu yang tak bisa di kendalikan. Sebagai konsekuensi menuruti kebutuhan nafsu sifat dasar manusia yang selalu tak pernah puas.

Komsumsi komsumsi yang berdasar pada gaya hidup tersebut telah jelas outputnya berbagai ancaman kerusakan alam, misalnya pola konsumsi yang menghasilkan produksi sampah yang begitu banyak hingga diyakini bahwa sampah ini berupa permasalahan yang mendugakan timbulnya penyakit-penyakit baru. Mana lagi gaya hidup masyarakat dimana kebutuhan hidupnya, sebutlah kebutuhan tersier kini berubah menjadi kebutuhan primer, jadi jelas perusahaan perusahaan dimana pabrik-pabriknya mengolah bahan baku dari alam secara massal dan tentu outputnya adalah Limbah yang begitu banyak hingga nanti tak terkendali. Konsumsi gaya hidup barupun merujuk pada penggunaan sumber daya alam begitu banyak misalnya gaya hidup yang kini menjadi kebutuhan pokok contohlah kendaraan yang tentu menghasilkan polusi udara.
dengan adanya kebutuhan kebutuhan yang sifatnya tak terkendali maka di khawatirkan akan berdampak atau memicu terjadinya ketidak seimbangan ekologi.


Jelas melihat dari konsumsi masyarakat kota tersebut begitu parah, sebagai tugas berat bagi kita semua  bagaimana mencegah prilaku gaya hidup tersebut, atau minimal menurunkan kebiasaan gaya hidup kita sebagai masyarakat kota. Bukan berarti moderenitas kita singsingkan tetapi penghematan energi dan sumber daya alam, kebiasaan hidup ramah lingkungan, dan perhatian pada lingkungan harus kita mulai dari sekarang.


ucu_kesling

Rabu, Februari 15, 2012

Berlabuh di Pamor Badik

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
                                                                    
Badik Pemberian Ayah

Besi dicampur besi jadi besi, di tempah sang empuh maka kau berlabuh di Pamor Badik

Badik adalah senjata khas suku bugis makassar, orang-orang tua selalu berkata
“Gunakanlah badik Untuk melindungi Masyarakat bukan untuk di pakai marah-marah, berkelahi, bertengkar atau semacamnya”

Seseorang pernah berkata padaku “dahulu kala dimasa-masa belum dikenalnya hukum mengenai larangan membawa badik. Masyarakat sulawesi selatan percaya akan adanya energi dari badik itu dan merujuk kepada Pamor yang terlihat dibadan badik yang di jadikan jimat bagi penggunanya. Bahkan dahulu kala seorang ayah mendatangi sang panre besi (empuh pembuat badik) untuk membuatkan badik kepada anaknya, berharap semoga badik tersebut menyampaikan cita-cita, harapan dan karakter yang akan di bangun pada anak tersebut kelak jika dewasa”.

Badik dulunya seibarat dengan pernak pernik / perhiasan yang di kenakan di badan seseorang, biasanya badik di sangkungkan dipinggang penggunanya, ada yang mau di pinggang sebelah kanan ada juga biasa menarohnya di pinggang sebelah kiri. Seperti halnya gelang atau perhiasan tangan yang dipasang dipergelangan tangan dan terserah tangan yang mana. Seperti itulah dahulunya badik. Badik hampir sama dengan perhiasan bukan untuk di pakai menikam, menakut-nakuti seseorang, atau bahkan membunuh, Cuma dipercayainya badik memiliki energi yang di harapkan positif bagi penggunanya.

Lain jaman, lain pula orangnya.
Di tahun ini 2012 saya melihat hanya sedikit orang yang menggunakan badik sebagaimana di anjurkan orang-orang pendahulunya. Di media cetak dan elektronik kerap kali diberitakan kasus kejahatan seperti penikaman berujung pada pembunuhan dimana insiden tersebut menggunakan senjata tajam yaitu badik.

Hari ini tanggal 16/02/2012.
Saya mencoba menghunuskan antara logika dan perasaanku mengenai pemaknaan badik hingga
Kejujuran hatiku berkelana menuju ruang-ruang pikiran hingga logikaku terbongkar dan memuncul pertanyaan mengapa dulu badik diciptakan berbentuk senjata. Dimana salah satu bilahnya yang tajam mampu meyayat kulit dan ujungnya mampu menembus daging dan meretakkan tulang jika ibaratkan simbol keanggunan dan kewibawaan mengapa bentuknya seperti itu?

Sesekali ada jawaban yang menyesatkanku bahwa ada cerita orang dahulu berkata
“sejatinya badik digunakan untuk kebaikan dan menebus harga diri seorang pemiliknya maka pantang badik dimasukkan kedalam sarungnya tanpa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Justru memaknai jawaban itu saya tambah tersesat, mengapa harus menyelesaikan masalah dengan mengeluarkan badik dari sarungnya.???   

Kini hatiku tenang jawabanpun aku dapatkan dari dalam diriku.
Bahwa “Badik yang baik adalah badik yang menyelesaikan masalah tanpa keluar dari sarungnya”.
 Sampai sekarang saya harus belajar mengenai makna di balik pamor badik tersebut. dan Mari terus belajar sebab hanya kita sebagai pewaris budaya yang bisa melestarikan peninggalan berharga mengenai kebudayaan Bugis Makassar ini.
Tabe........

Senin, Februari 13, 2012

POLISI Senyummu Tak Manis Aku Mau Menangis

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

POLISI

Dulu waktu saya kecil tepatnya semasa SD di umur 9 tahun. Saya ber cita-cita  ingin menjadi POLISI, dan jika disela pelajaran sekolah biasa ibu guru bertanya kepada siswa-siswanya.?
“Nak apa cita-citamu.?” Berbagai jawaban tentang cita-cita terjawab ada yang ingin jadi pilot, ada yang ingin jadi dokter, guru, presiden, supir mobil, Polisi, tentara, petani dan orang kaya.
Ketika tiba giliran saya ditanya.  tanpa ragu dengan tegas ku berkata :
“saya mau jadi POLISI”
Semasa kecil image polisi terlihat hebat dimata saya, ibu guru menanyakan juga.
“Knp Mau jadi Polisi”
Jawaban saya lugu
“saya mau tangkap pencuri, bajingan dan penjahat”

Betul adanya, mungkin karena dulu waktu saya kelas 3 SD, saya sangat gemar menonton film India, polisi berperan penting dalam penangkapan penjahat di cerita film tersebut. Dan sampai-sampai kalau ibu saya kepasar saya selalu merengek untuk dibelikan tembak-tembak. Mungkin obsesi saya ingin seperti polisi di cerita film india yang menembak seluruh penjahat yang jahat.
?????
Cita-cita ini berlangsung lama, Sekira sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
awal awalnya saya mungkin ragu dengan cita-cita yang tak terbendung ini, mengapa tidak.
karena saya melihat seorang polisi lalu lintas sedang menilang pengguna jalan, saya tidak tahu apa sebab dan akibat pengguna jalan itu harus mengeluarkan uang di dalam dompetnya kepada polisi dengan sembunyi-sembunyi uang diselip dikepalan tangan yang rapi lantas di sabet polisi dengan cepat dan berani.
Wah... ini tidak benar uangkap jawaban dalam hati ini, tapi saya tetap menomor satukan polisi, karena dia berani menilang orang yang melanggar, dan itu sudah sewajarnya, tapi yang jadi masalah kenapa dengan sembunyi-sembunyi mau menerima uang yang disodorkan orang yang bersalah itu.?
yayayayaya.... ini jadi misteri bagi saya waktu itu.

Tibapun masa Sekolah Menengah Atas (SMA), berbagai kejadian kian mendera hatiku yang cinta kepada POLISI, di berita-berita selalu saja di muatkan ada polisi yang menembak isrinya sampai tewas, ada polisi yang menembak sampai-sampai pelurunya nyasar dan menewaskan masyarakat yang tak bersalah, ada polisi yang berkelahi dengan tentara dan macam macam kejadian miring tentang polisi. Namun ada pula berita yang memuatkan prestasi polisi begitu besar, ada yang menemukan bandar narkoba terbesar di indonesia, ada yang menangkap pencuri, curanmor, perampok, teroris yang meresahkan masyarakt indonesia dan lain lain yang berbau kejahatan.
yayayayaya...... kini hati saya yang dulunya 100 % kini 50:50 ingin menjadi polisi.
 

makanya selulus SMA saya ragu menjadi POLISI.
Tibapun masa mahasiswa, pergulatan dan perhelatan yang hebat begitu menjatuhkan kecintaanku kepada polisi seperti jatuhnya harapan kedalam sungai yang arusnya deras kemudian terbawa kesamudra yang berpalung dalam. Mahasiswa memang benar bermusuh polisi, knp saya bilang begitu, sebab terkadang aksi-aksi mahasiswa selalu saja dihambat oleh polisi hingga kami dipukul dan ditembaki gas air mata yang begitu perih ketika membayangkan kejadian itu. Bukan hanya itu saja, berita-berita di Televisi kini begitu vulgar dengan berani mengungkap bos bos polisi yang terdakwa korupsi. Wah saya heran dengan berita tersebut ada apa dengan negeri kita ini.?
?????????????????????????????????????????????
Terlebih lagi ketika saya tiba ke kapolres daerah saya ingin membuat kartu surat izin mengendara, waktu itu tertera biaya pembuatan SIM kalau tidak salah sempat saya lihat 90 ribu dan tes kesehatan 25 ribu jadi hitunglah totalnya 115 ribu, tapi saya heran ketika sim pun jadi, bapak pengurus SIM memintai saya uang 100 ribu. Karena saya butuh sekali SIM jadi saya bayar saja.
setiba dirumah saya berpikir ternyata polisi tadi itu berdosa karena melakukan pembohongan, dengan meminta uang saya 100 ribu diluar uang yang tertera biaya 90 ribu.
yayayaya...... sekarang saya mengali Nol POLISI

Dan hari ini Selasa tepat tanggal 14 februari 2012  kejadian itu cukup sederhana,
rencana saya ingin menjenguk teman saya yang kebetulan ditahan dikantor polisi karena melakukan tabrakan yang menewaskan pengguna jalan. saya datang ke kantor polisi bersama ibu saya, sesampai dikantor polisi, saya tidak melihat banyak polisi untuk ditanya dimana kalau ingin melihat atau mengunjungi tahanan. tapi tidak sengaja saya mendapati polisi sedang asik mengobrol bersama rekan kerjanya.sayapun mulai masuk

“Assalamu alaikum pak”

pak polisi 1 menjawab “walaikum salam”
“saya mau bertanya dimana kalau mau menjenguk tahanan pak”

pak polisi 1 menjawab “ begini dek, kalau hari selasa sampai kamis, bukanya waktu menjenguk yatu pukul 3 sore nanti, kalau hari sabtu dan minggu buka dari jam 11 sampai jam 1 siang."
hari ini saya datang jam 11 siang. harinya hari selasa jadi saya salah hari...
tiba-tiba Polisi 2 berkata namun saya tidak senang karena caranya begitu membentak saya
“siapa yang kamu mau jenguk”
“ada teman saya pak kasusnya penabrakan”

dia berkata “kapan dia masuk sel.?” sesekali lantangpun bicaranya membentak dengan pongah.
“iya pak setelah maulid nabi muhammad kemarin”
polisi 2 menjawab “ iya nantipi sore kau datang saja disini”

yayayayaya.... Knp ya saya risih sekali dengan polisi 2 itu.
Seharusnya polisi sudah tahu sekarang imagenya dimasyarakat sudah sangat jelek mulai dari pemberitaan ditelevisi dan koran yang begitu banyak tentang masalah polisi yang BUSUK, tapi kenapa saya temukan ada saja polisi yang sekarang begitu tidak menghargai masyarakat, padahal dia adalah pengayom masyarakat.
saya kecewa dengan cita cita saya, mudah-mudahan anak-anak kecil sekarang bercita-cita lebih baik,  tidak seperti saya dimana cita-cita saya sudah kubangun bertahun-tahun luntur karena pandangan miring yang mengikis benteng cita-cita lama ini. kini “saya tidak suka POLISI”

Jumat, Februari 10, 2012

Berkarya Demi Mencerdasan Anak Pemulung

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Dengan iringan suara keresek dari plastik dalam karung, mengisyaratkan sebuah koin yang akan berhamburan satu demi satu, dan kendaraan roda baja berdatangan seolah ingin berteriak apakah hanya sebatas ini kemampuan kalian mengelolah barang  rongsokan ini. Yayaya... sangat jantan jika anda berani datang disini di TPA Tamangapa.

Kanda Subhan dan Mahmud menggambar

Tepat tanggal 5 Februari kemarin tahun 2012
Sudah lama saya tak kesini di TPA Tamangapa Antang. hari ini jam 5 sore dikala senja menyapa hari, kulihat anak-anak main-main dengan sampah plastik ataukah ada juga yang menemukan mainan rusak yang dibuang anak orang kaya yang diangkut mobil pengangkut sampah kota Makassar...
tapi disela kesibukan warga mengumpulkan sampah saya datang dan duduk dikursi plastik samping rumahnya yang kumuh. saya sangat senang dengan warga disini karena dia sangat menghormati kami, mungkin karena disangka mahasiswa sayapun disapa senyum bahkan disuguhkan segelas air putih. Terima kasih ucapku lewat senyum manis yang kulempar kemata ibu pembawa Baki. J


Sekolah diantara persampahan.
Yah... begitu saya melihat keberanian penggagas pendidikan disini. sebuah imajinasi kecil dari beberapa sang pemimpi pendidikan inilah sebuah kenyataan dengan keadaan yang kotor dan kumuh namun dia berani berjalan diatas jalan kebajikan demi kesejahteran untuk merubah keadaan ekonomi para pemulung di masa depan. Sekolah ini luput dari perhatian pemerinta, hanya segelitir orang yang memang ingin berusaha dan tetap ikhlas mendidik anak-anak para pemulung disini minimal agar bisa lepas dari buta aksara. Saya benar kagum dengan kebaikan hati, terima kasih sang pemimpi pendidikan .

Belajar
Hari ini kami (ucu, mahmud, dan poteng) kembali ke salah satu taman kanak kanan yang berlokasi di TPA tamangapa antang, kami sangat senang karena kami disambut dengan baik oleh kak Makmur salah seorang pendiri taman kanak tersebut, kami ditugaskan hari ini untuk menggambar karton di tembok sekolah ini. Mahmud dengan piawai memainkan cat dan beragam keasikan gambar tepatnya pukul 17: 00 WITA. Warna biru campur kuning menghasilkan warna hijau yang manis sehingga nantinya dipandang akan indah ditembok, gambar ini terlalu sulit untuk dikerjakan maahmud karena dia sendiri yang kerja, dimohon semoga besok teman-teman bisa datang membantu dia utamanya farid anak rupa, hahahaha
Keesokan harinya saya tidak datang kesana membantu mahmud, tapi kabarnya farid sudah datang membatu begitu juga dengan kak Subhan, yang mempromotor kami...

Bagi kami benar kenyataan  karya bukan hanya ditunjukkan kepada para seniman ataukan para pekerja seni kampus dan mahasiswa tetapi masyarakat dan anak-anak sekolah juga merupakan elemen terpenting penikmat karya seni, karya seni rupapun merupakan bahan edukatif bagi anak anak sekolah untuk kreatif dan imajinatif mengolah rasa sedini mungkin.

Kak Subhan dan Anak-Anak Pemulung berfoto di depan Sekolah

Kamis, Februari 09, 2012

Bocah dan Taman Kota

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


BOCAH DAN TAMAN KOTA

Ditaman-taman kota kulihat,  bocah-bocah kecil berlari
Sungguh ceria dan bahagia, senyum-senyumnyapun bersahaja
Terdengar sorak-sorak riuh, bocah kecil menari dan bernyanyi
Suara-suara senangnya bawa, rasa indah dikenangan kecilnya

Di taman kota juga terlihat, wajah bahagia semua orang
Yang datang menikmati santai, dibawah rindang pepohonan
Terdengar  tingkah dan ulahnya, bocah kecil tertawa dan menangis
terlihat lucu dan riangnya, Lewati hari

Anak-anak kecil simpanlah kenangan ini
Jangan pernah bersedih
Jika taman kotamu tak ada lagi.

Anak-anak kecil simpanlah kenangan ini
Simpan baik-baik semua terjadi saat ini
Anak-anak kecil sabarlah engkau nanti
Jangan pernah bersedih
Jika taman kotamu tak ada lagi.


yang berniat mendengarkan lagunya klik saja dibawah ini
Bocah RBK.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh: Bocah RBK.mp3


Lagu ini lagu ciptaan saya Yusuf Manggaukang, saya berinisiatif menciptakannya karena saya peduli terhadap lingkungan, Bocah dan Taman Kota seperti itulah Judul lagu saya suguhkan di telinga pendengar.
Ide lagu ini berawal dari :
jadi Awalnya Taman kota merupakan wahana lingkungan yang tentunya masih ada ditengah-tengah lingkungan kota walaupun itu tidak besar namun taman ini diharapkan mampu menjadi solusi meningkatnya mutu ke-Asrian kota berbasis lingkungan dan diyakini sebagai paru-paru kota itu sendiri.
Namun boleh jadi mungkin tahun ini yaitu 2012 masih ditemukan taman-taman kota, tapi bisa saja 20 sampai 50 tahun kedepan sudah tidak ditemukan lagi taman kota tersebut. Buktinya pembangunan semakin semarak, negara kita negara berkembang jadi tidak menutup kemungkinan kota semakin berkembang pula, tapi jelas ada pengorbanan pada pengembangan kota tersebut jadi apa saja bisa dilakukan sebuah proyek demi keuntungan sepihak contohnya : para bisnisman-bisnisman tidak mau tahu yang penting segalanya bisa menjadi uang tanpa melihat apa dampak yang akan terjadi, misalnya taman kota di jadikan Lahan parkir, atau disulap menjadi tokoh atau tempat perbelanjaan. kan sayang taman sebagai tempat berteduh, yang udaranya sejuk hilang demi ke untungan sepihak.

cobalah kita peka terhadap realitas yang ada.
jangan sampai taman kota dibanguni bangunan, atau di jadikan tempat penghasil uang hahahahaha.....

sebagai rujukan baca artikel ini : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/465908/
ini juga
http://dtrb.makassar.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=2

Jumat, Februari 03, 2012

ke Kab. Pinrang kerumahnya Kak Suhud Majid

Gerbang Kab. Pinrang


saya mau bercerita tentang arti sebuah persahabatan, jujur saya mengatakan kak Suhud senior di ukm seni UMI, tapi saya menganggap dia kakanda sekaligus sahabat sejak mengenalnya 2 tahun lalu. Hari ini tanggal 26 bulan Januari 2012 kami mendatanginya dikota kelarihannya kabupaten Pinrang. Roy, Ucu, Iwan, Tika, Hikma dan Raisha Cuma itu dari teman-teman dari ukm seni umi yang berangkat. Kota pinrang merupakan kota berseri begitu katanya disambutan selamat datang pinrang kota berseri, kota ini berjarak 182 Km dari kota Makassar dan butuh waktu 4 jam menempuhnya dengan kecepatan 70 km/jam jalur darat. Tapi berhubung karena perbaikan jalan guna pelebaran jalan di sulawesi selatan, jadi kami lambat di jalur transportasi darat sepanjang kab. Maros, pangkep, barru. Sebab perbaikan jalan disana belum mulus untuk melintasinya dengan kecepatan yang tinggi. Teman-teman start dari Makassar pukul  14:20 dari kota makassar namun singgah menjemput Uchu dimaros pukul 15:05.
Segera dilajupun kendaraan sang pengemudi Roy murtat dengan mengendarai mobil merek Xenia nomor polisi  DD 745 AZ diatas mobil kami sudah rapi duduknya dan nyaman menyadari kursi empuk mobil rental tersebut. diposisi tengah kiri Tika, kemudian Hikma ditengah, Raisha kanan sedang disamping supir kakanda iwan zainul. Diatas mobil terasa bosan mendengar alunan musik dangdut dan segera kaka iwan menggantinya dengan lagu tembang kenangan, namun ternyata tembang lagu kenangan itupun membuat kamipun sebagai penumpang terasa tidak asik, Roy berkata “edede gantimi  itu, lagunyamo iwan fals” , dengan asik album Iwan Fals lagu pertama ibu yang mengingatkan kami kepada  ibu kita dirumah namun terasa sedih mengingat kakanda suhud yang berduka ditinggal ibunya, dan inilah tujuan kami mendatangi rumah kakanda bahwa kami mengerti hidup ini saling merasakan kehilangan. sesudah itu lagunya iwan fals dan terasa semangat kakanda Roy bernyanyi diatas mobil  “ow... hari ini aku bahagia” mungkin itu sepeenggal syairnya... dan seterusnya lagu lagu bang iwan yang saya sendiri tida tahu apa judul lagu tersebut.
Pukul 16:14 WITA
Terasa singkat sudah sampai di kabupaten Barru adik junior di UKM Seni Waode Istika Mayasari nama panggilan Tika, dia berkata
Tika : “apa dijual itu”.? dengan spontan saya berkata
Uchu : “itu namanya dek kue Dange salah satu kue tradisional khas bugis Makassar”,
Tika :  ow...
Sepertinya saya tau kalau Tika mau sekali makan itu kue. Tapi diatas mobil teman-teman tidak ada yang pakarammulai mau belli kue dange, jadi begitu saja tidak ada yang membeli sampai kamipun tiba di ujung kabupaten barru.
Pukul 16:50 Kak iwan singgah membeli kerupuk pisang dengan 2 rasa yang berbeda ada yang rasa gula merah ada rasa gurih hehehe tidak kutau apa namanya yang satu itu Cuma bisa saya gambarkan apa yang tercicipi dilidah ini, label kemasanya (keripik pisang enak, gurih, nikmat, kwalitet istimewa kripik pisang aneka rasa sinar surya di peroduksi oleh Raros Ballewe desa Binuang kec. Balusu kab. Barru SULSEL Indonesia depkes RI, P-IRTNO.21NO.214731001040 Komposisi pisang, gula, garam dan penyedap rasa netto 200 g exp. 24 juni 2012, dan kami meminum air Aqua Botol sebanyak 3 botol yang sudah di dinginkan, sebelum mobil di berangkatkan, kak Iwan dan Roy singgah membasuh wajahnya dimasjid dekat warung yang kami singgahi membeli makanan dan minuman dan  saya tidak sempat menuliskan nama masjid dan desa dimana kita berada ini. Di atas mobil kamipun menikmati makanan  jajanan tadi. Tak terasa kami sudah sampai kota pare-pare namun teman-teman tak ada niat untuk berburu cakar sore ini.
Pukul 17:23
Di tengah kota Hikma mau sekali kencing  kami pun disibukkan olehnya karena kami ditugaskan untuk mencari masjid, memang banyak masjid yang kami jumpai namun tidak yang pas untuknya bersinggah kencing karena banyak orang duduk depan masjid dan mesjid juga ada yang direnovasi, melewati kota pare-pare kamipun tiba di ucapan selamat datang di kabupaten pinrang, beh,,, tembusmi ini kaueee,,,,, kata Hikma. wah, sayapun bertanya bisakah itu ditahan yang begituan dia menjawab tidak bisa dengan nada bicara yang marah, saya heran kenapakah cewe kalau haid selalu bawaannya marah-marah,
Tika angkat bicara
Tika : Itu hormon kak,
Uchu : apa sedeng.? hormon apa itu kau maksud...
Tika : iya kak ada bede itu hormon yang mempengaruhinya.
Uchu : Hahaha tidak saya pahami maksudta dek.
Selanjutnya sambil mencarii-cari masjid atau pertamina untuk pipis dan ganti pembalut, langsung saja Roy meminggirkan kekiri mobilnya, namun protespun dikatakan Uchu
Uchu : we... ini turunan roy bahaya kalau mobil disini stop dan sedikit naik dibadan jalan. Karena hukum gravitasi, asas dopler atau berat mempengaruhi gaya...
dengan sotta Uchu melugaskan perkatan itu pada Roy. dan roypun langsung melaju kendaraan, dan pada akhirnya kami menemukan masjid yang masi dalam renovasi nama masjidnya Ar Rahman desa Lappa Lappae
Hikma : iya disinimo.
Setelah mengganti sendiri pembalutnya Nurhikma pun tersenyum sembari berkata mau ka kurasa berak dan diatas mobilpun Hikma cerewet
Hikma : “lamana deh....” kapanpi ini disampai kak iwan masih jauh kah.
Iwan : Tenang mako dekatmi
Pukul 19:03
Setiba di kota pinrang dituntun pula dari kakanda iwan sambil mengingat-ingat jalan yang ditempuhnya ketika dulu pernah kesini.  Tibapun kami dilampu merah dan tidak tau lorong mana lorongnya kak iwan tiba-tba berdering telponnya alhamdulillah kak suhud yang menelpon.
Suhud : dimanako ini.?
Iwan : saya sebelum lampu merah setelah jembatan
Suhud : iye pale tungguma begitulah diperbincangan telponnya.
Tidak lama kemudian kak suhud datang menjemput kami dan langsung kita kembali kerumahnya, setiba dirumah kami langsung di iring masuk keteras rumah, dan berkata kak suhSud sholatka dulu nah, iyhe sholat maki. Terlihat kak suhud memakai baju Hitam Baju itu baju yang saya tahu Ode selalu memuji baju itu dan Setelah sholat sarung dan songkok belum ditanggalkan oleh kakanda yang didatangi rumahnya ini.
Diteras rumah ada Uchu, Roy, Iwan, Tika, Hikma, Suhud, dan keluarga Kak Suhud
Dan kak suhud berbicang dengan Omnya yaitu Om Yahya
Suhud : iyae om tomaru...? ucap kakanda suhud kepada om nya..
tiba-tiba om yahya ini mendatangi saya dan mencubit sekitar lutut saya ini dan berkata
Om yahya : dimanaki nak di Maros.?
Uchu : saya di belang-belang om
Om Yahya :  kita kenal ustad Anwar ismail,.?
sambil malu malu saya berkta
Uchu : iye..  
sedikit ketawa dan om yahya mengatakan
Om yahya : masa orang belang- belang tidak tau ustad Anwar.
Seiring pembicaraan ini, ada perbincangan yang asik mengenai lorong yang kita  datangi tepattnya rumah kakanda Suhud, sedikit dari perbincangan ini om Yahya berkata bahwa ternyata pemerintah lebih menghargai nama jalan yang dulu nama pahlawan diganti nama  merpati yang binatang-binatang... hahahaha... banyak cerita mulai dari berapa ibunda kak suhud bersaudara, dan om yahya ini sekarang tinggal dimana dan banyak lagi yang lain. Disamping itu kami disuguhkan teh gelas, pisang loka-loka, kopi toraja, dan biskuit,...
Pukul 19:45
Beberapa menit kemudian kami mulai di ajak masuk kedalam untuk makan malam, saya paling pertama masuk dan disusul teman-teman...
Wah... rumah kakanda suhud sederhana namun makan malam ini luar biasa dan sepertinya saya baru melihat makanan-makan baru yang belum pernah saya cicipi dan kenal sekalipun. Yang paling menarik dari makanan itu adalah sayur miana.... dengan komposisi kalapa yang sudah diparut, daun miana yang sudah disawir-sawir dicampur bawang, garam, lombok biji, dan semua beraroma nusantara, rasanya sungguh pinrang namun saya salah ternyata ini masakan toraja yang di racik oleh tantenya suhud yang berdomisili ditoraja, di tikar tempat kami makan malam bersama. kami juga melihat piring-piring yang diatasnya ada berbagai macam masakan nusantara ada ikan bolu yang sudah digoreng, ada peppi (udang kecil-kecil yang sudah dicampur dengan lombok dan air jeruk serta garam dan ada sedikit potongan bawang), ikan cakalang, sayur labu disertai daun bayam.
Dengan lahap Roy murtat membabat bagai petir seluruh masakan yang tersaji diatas tikar tempat kami makan, sembari berkata Nurhikma “kak roy makanki yang banyak karena kita supirnya” dalam hati roy murtat berkata “sambala ini hikma nacini bala-laka”. Setelah kami makan malam, kami kembali ke teras rumah duduk disana sambil bercerita tentang hari ini. Dan ternyata hikma, uchu, dan iwan ada didalam bercerita dengan tante kak suhud tentang keluarga dan masakan-masakan tadi “ tante berkata sebenarnya seluruh keluarga kami sebutlah ibunda kak suhud itu 14 orang bersaudara dan dulu semuanya terlahir di toraja padahal kami sendiri adalah orang bugis cuman ayahanda ibunda kak suhud merupakan tokoh agama islam ditoraja sehingga banyak tersuar pembicaraan orang-orang ditoraja sana mengatakan kami orang toraja padahal kembali mengingatkan kami ini orang bugis tegasnya, ayah kami merupakan tokoh agama islam dulu dan setiap orang kristen yang mau masuk islam di pandu oleh ayah kami.” Begitulah tante kakanda suhud bercerita kepada Uchu, Hikma dan Iwan.
pukul 08:30 malam
bermula tentang saya mengajak kakanda iwan zainul ke sinjai tempat kelahiran ayah saya, dan tanpa kutau bahwa hari minggu kemarin tanggal 22 dia baru saja dari sinjai, dia bercerita tentang perjalanan sahabatnya yang mencari keluarganya di pulau sembilan sinjai, kekaguman mengenai keindahan pantainya sampai berawal dari perjalanannya mengatakan kita jalan kesana melalui jalur makassar, gowa, takalar, jeneponto, bantaeng, bulukumba dan sampai sinjai, dan menuju kepulau sembilan dengan mengendarai perahu atau biasa dinamakan disini jolloro, setiba disana ternyata keluarga temannya ini merupakan kepala desa disana dan keluarga dia sangat begitu besar sebab dari perbincangan kak iwan dia mempunyai satu pulau yang dihuni keluarganya. Kak iwan menyarankan bahwa kalau memang kau ucu belum ada kesibukanmu cobalah jalan-jalan menikmati keindahan dan kekayaan alam nusantara, masa orang barat jauh-jauh ke indonesia untuk menikmati pemandangan alam kita. sedang kita sendiri tidak pernah mau untuk menikmatinya. Selanjutnya sayapun berkata sebenarnya kita ini sangat kayak kak iwan, lanjut lagi kak iwan : ucu ke Ternate mako sayapa yang urusko disana, kuajakko ke kebun cengkehku, disana itu tempatnya di pinggir lembah dan sangat indah sekali, sayapun berkata nantilah kak iwan terima kasih, cerita-ceritapun berlangsung sampai tentang gunung merapi, tentang candi borobudur, tentang keluarbiasaan orang-orang dulu sampai terakhir tentang benua yang hilang Atlantis. Sedang asik kami berbincang ternyata hikma dan ode tika juga berbincang entah apa yang dia perbincangkannya. Tak lama kemudian kak suhud datang dari dalam rumahnya membawa satu canteng kopi dan cangkir, dia bilang minumko kopi mantapki kopia, dan kembali kedalam mengambil buah langsat satu piring, Berselang beberapa jam kemudian, banyak perbincangan yang kami bincangkan di malam yang indah ini, tentang kejadian kemarin tanggal 24 hubungan persahabatan atau cinta antara niar dan ewin, juga siapa yang pantas menjadi ketua umum ukm seni umi priode 2012-2013, serta kegiatan-kegiatan di ukm seni umi yang kita lakukan kemarin-kemarin. Disamping itu juga harapan-harapan ukm seni umi kedepannya. Waktu sudah sampai pukul 01:25 kamipun mulai masuk kerumah untuk istirahat.
Pukul 05:30 tanggal 27 januari 2008
Kami Roy murtat, ucu, iwan zainul dipaksa bangun oleh nur hikma alimuddin semangat sekali sede hikma, pagi ini kita disuguhkan makanan mirip songkolo tapi songkolo kan ada kelapanya sedang makanan ini tidak mempunyai kelapa tapi beras ketannya sudah campur kelapa, ikannyapun ikan cakalang dan kanda iwan sangat lahap menikmati santapan pagi buta yang berembun ini, sudah itu kami sudah berniat pulang dengan rencana sebentar tiba pukul 09:00 pagi dirumahnya ucu untuk menyempatkan istirahat, tante kak suhud memberikan kita sebungkus langsat dan sebotol kopi untuk diminum dalam perjalanan, kami sangat terharu kepada tante kak suhud karena dia sangat perhatian dan dia berkata “saya itu kalau ada tamuku apapun makanan yang ada dirumah pasti saya suguhkan ketika dia ingin berangkat dalamperjalanan panjang maupun dekat supaya dia tidak lagi singgah dijalan untuk mencari makan" begitulah ujarnya. Pukul 06:00 kamipun meminta pamit pulang pada keluarga kak suhud dan kak suhud sendiri, ya.... kami sudah berangkat dipagi ini, dalam perjalanan 30 menit kemudian 06:45 kami singgah di pare-pare kencing tepatnya di SPBU setelah kota pare-pare dan mengisi bensin, dalam perjalanan banyak cerita diatas mobil namun ceritanya biasa-biasa saja, tentang mabok darat dan saling mengejek. Kami pun tiba dimaros di rumahnya ucu yang sebelumnya sempat singgah membeli ikan bolu di kabupaten pangkep tepatnya di perbatasan pangkep maros,
09:13 WITA kamipun tiba dirumahnya ucu disambut mamaknya dan tentenya, sudah itu kami mempersiapkan peralatan untuk membakar ikan, ikanpun sudah masak dan sayur juga masak. Waktu sekira pukul 10:30
 Kami mulai makan dengan lahap. Setelah itu hikma, waode tika, dan temannya asman aisha cuci piring. Sudah itu cerita-cerita dteras ruma dan berangkat tepat pukul 11:00 dengan rencana hikma mau diantar lewat tol supaya cepat bede sampai.
Sekian... dada....