Sabtu, Februari 18, 2012

Isu lingkungan tak berani di galakkan Partai Politik

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Hari ini tanggal 18/02/2012 tepatnya hari sabtu sesudah melaksanakan kesibukan bersih bersih dirumah (mencuci). 
Langsung saja ku berangkat ke kampus UMI menjenguk teman-teman disekret UKM Seni. Berhubung ada kegiatannya yaitu Pentas Karya Mahasiswa Makassar yang kini sudah ke empat kalinya dilaksanakan.
300 meter sebelum kampus UMI mata ini di jimakkan oleh pohon pohon yang ditanam di pinggir jalan, sepertinya pohon pelindung, bagaimana mungkin mata saya bisa meleset untuk tidak memperhatikannya, sebab berderet  pohon pelindung itu ditanam dan di diberi kurungan agar kelak tak ada yang mengganggunya.

Ku coba memperhatikannya lebih dekat. Wah............ ternyata salah satu Bank milik negara terpasang rapi di pengaman tanaman tersebut, begitulah dia mempromosikan Bank nya. Tapi dengan tindakan itu saya sangat bangga kepada Bank tersebut karena telah mau turut prihatin menanam pohon sejalan dengan impian saya yaitu go green.

Memang saya salut beribu salut kepada Bank ini, dikala gencar gencarnya promosi Partai Politik, promosi Calon Gubernur, promosi caleg juga ikut campur mempromosikan dirinya. Hahaha..... tapi jujur masih belum ada kekuatan politik yang kutemukan sejalan dengan konteks penyelamatan lingkungan di negeri kita ini. Realitasnya menunjukkan pada kita bahwa dalam memperjuangkan lingkungan rata rata partai politik masih dalam tataran wacana saja. hehehe... Lucu kan

Ketawaku sebelumnya bahwa bukti menunjukkan, sekalipun persoalan lingkungan dilontarkan mereka, kemudian jadi isu publik, menurut saya itu hanya sebatas instrumen demi mencari simpati pemilih. Atau kalaupun benar-benar diangkat sebagai isu politik baru sebatas urusan teknis dengan mimilih jalur perjuangan yang relatif aman.

Sebagai salah satu contoh misalnya, tokoh tokoh partai politik tertentu memperingati hari bumi dengan 
melakukan seremonial penanaman pohon bersama-sama. Ada dalam sebuah pidato, pejabat negara, provinsi dan pemkot selalu memprihatinkan kerusakan lingkungan atau mengutuk perusak perusak lingkungan. Akan tetapi dalam tatanan praktik atau tindakan nyata sama sekali tidak ada yang diperbuat. Justru saya bisa mengatakan mereka salah satu perusak lingkungan dengan menancapkan poster poster spanduknya yang di paku pada pohon menjadikan pohon tumbuh tak produktif.
Kadang pula saya kecewa kenapa tidak ada partai politik yang mau mengusungkan isu lingkungan sebagai tujuan perjuangannya. Bagiku partai politik  menganggap isu isu lingkungan bukanlah “dagangang” yang menarik minat mereka.

Terjadinya keadaan yang mengungtungkan ini sebenarnya tidak lepas dari dua persoalan. Pertama, kebanyakan partai politik kita masih berorientasi pada kekuasaan. Mereka akan sibuk pada pemilu (pemilihan presiden, gubernur, bupati maupun pemilihan legislatif), sementara itu di waktu waktu lain tidak ada aktivitas yang berarti. Padahal perjuangan lingkungan merupakan “proyek” yang membutuhkan waktu berkelanjutan dan tentu menjadi banyak perhatian masyarakat. Dan saya menarik kesimpulan wajarlah mereka tak berani mengusung keberanian untuk mengangkat isu lingkungan sebab meyakini bahwa orientasi partai politik yang bersifat jangka pendek dan lebih ditujukan menarik konstituen saja, maka jelas isu lingkungan menjadi tidak menarik untuk di jualnya.

Terlepas dari partai politik
Kembali lagi melihat keberanian Bank yang tadi ku jelaskan pada awal awal tulisan ini, walaupun tindakan bank itu sifatnya temporer atau menarik perhatian sementara saja, tapi harus ku akui dia telah berani melakukan gebrakan yang berarti. melihat lingkungan kota juga butuh perhatian.


Bank BNI kota Makassar Salam lestari semangat go green


Tidak ada komentar:

Posting Komentar