Jumat, Februari 10, 2012

Berkarya Demi Mencerdasan Anak Pemulung

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Dengan iringan suara keresek dari plastik dalam karung, mengisyaratkan sebuah koin yang akan berhamburan satu demi satu, dan kendaraan roda baja berdatangan seolah ingin berteriak apakah hanya sebatas ini kemampuan kalian mengelolah barang  rongsokan ini. Yayaya... sangat jantan jika anda berani datang disini di TPA Tamangapa.

Kanda Subhan dan Mahmud menggambar

Tepat tanggal 5 Februari kemarin tahun 2012
Sudah lama saya tak kesini di TPA Tamangapa Antang. hari ini jam 5 sore dikala senja menyapa hari, kulihat anak-anak main-main dengan sampah plastik ataukah ada juga yang menemukan mainan rusak yang dibuang anak orang kaya yang diangkut mobil pengangkut sampah kota Makassar...
tapi disela kesibukan warga mengumpulkan sampah saya datang dan duduk dikursi plastik samping rumahnya yang kumuh. saya sangat senang dengan warga disini karena dia sangat menghormati kami, mungkin karena disangka mahasiswa sayapun disapa senyum bahkan disuguhkan segelas air putih. Terima kasih ucapku lewat senyum manis yang kulempar kemata ibu pembawa Baki. J


Sekolah diantara persampahan.
Yah... begitu saya melihat keberanian penggagas pendidikan disini. sebuah imajinasi kecil dari beberapa sang pemimpi pendidikan inilah sebuah kenyataan dengan keadaan yang kotor dan kumuh namun dia berani berjalan diatas jalan kebajikan demi kesejahteran untuk merubah keadaan ekonomi para pemulung di masa depan. Sekolah ini luput dari perhatian pemerinta, hanya segelitir orang yang memang ingin berusaha dan tetap ikhlas mendidik anak-anak para pemulung disini minimal agar bisa lepas dari buta aksara. Saya benar kagum dengan kebaikan hati, terima kasih sang pemimpi pendidikan .

Belajar
Hari ini kami (ucu, mahmud, dan poteng) kembali ke salah satu taman kanak kanan yang berlokasi di TPA tamangapa antang, kami sangat senang karena kami disambut dengan baik oleh kak Makmur salah seorang pendiri taman kanak tersebut, kami ditugaskan hari ini untuk menggambar karton di tembok sekolah ini. Mahmud dengan piawai memainkan cat dan beragam keasikan gambar tepatnya pukul 17: 00 WITA. Warna biru campur kuning menghasilkan warna hijau yang manis sehingga nantinya dipandang akan indah ditembok, gambar ini terlalu sulit untuk dikerjakan maahmud karena dia sendiri yang kerja, dimohon semoga besok teman-teman bisa datang membantu dia utamanya farid anak rupa, hahahaha
Keesokan harinya saya tidak datang kesana membantu mahmud, tapi kabarnya farid sudah datang membatu begitu juga dengan kak Subhan, yang mempromotor kami...

Bagi kami benar kenyataan  karya bukan hanya ditunjukkan kepada para seniman ataukan para pekerja seni kampus dan mahasiswa tetapi masyarakat dan anak-anak sekolah juga merupakan elemen terpenting penikmat karya seni, karya seni rupapun merupakan bahan edukatif bagi anak anak sekolah untuk kreatif dan imajinatif mengolah rasa sedini mungkin.

Kak Subhan dan Anak-Anak Pemulung berfoto di depan Sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar